
Warga Dusun Sabrang Bendo, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu menggelar selamatan sumber mata air pada Jumat Kliwon (5/9/2025).
Kota Batu | Aroma kemenyan mengepul, membumbung tinggi beriringan bersama lantunan mantra doa-doa suci yang dilantunkan oleh sesepuh Dusun Mbah Sukadi bersama-sama dengan ratusan warga masyarakat dengan penuh khusyuk hikmad.
Selamatan sumber mata air ini sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi, Tuhan yang Maha Agung, Maha memberi, Maha kasih dan sayang, yang telah memberikan karunia alam berupa sumber kehidupan, sumber mata air.
Yang selama ini dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari oleh masyarakat.
Namun sayang sekali sumber air yang di doakan di selamati kondisinya saat ini sangat mengenaskan, sebab debit airnya telah mengecil bahkan hampir tak layak disebut mata air. Masyarakat sekitar menjadi kekurangan air untuk memgaliri lahan pesawan sebagai salahsatu sumber pendapatan ekonom.
Salahsatu Warga yang enggan disebut namanya menyampaikan, bahwa sumber mata air selama ini cukup besar sebelum ada pembangunan Boarding School, dan posisi sumber tersebut ada didalam lingkup sekolahan.
“Saya lahir dan besar di Desa sini, saya tau persis kondisi di Dusun Sebrang Bendo, dulu sebelum ada sekolahan sumber air cukup besar sekitar dua dim. Namun saat ini debitnya menurun seperti yang sampean lihat sendiri”. Ujarnya.
Selain itu pihak sekolahan juga telah sepakat bersama pengurus Hipam dan Hipa, juga waktu itu ada Pak Camat dan Walikota.
“Dulu sudah pernah dimediasi bersama para pihak, ada Pak Camat Bumiaji, Walikota Batu, pengurus Hipam, Hipa, Pihak Desa, Kasun, RT, RW dan Masyarakat, dan pihak sekolahan telah sepakat untuk memberikan kompensasi kepada Masyarakat dengan membuatkan sumur bor, namun hingga saat ini airnya belum mengalir ke warga”. Jelasnya.
Muncul polemik diantara warga saat ini, Masyarakat menginginkan pengembalian fungsi sumber air seperti yang dulu.
“Kami ingin sumber air kembali besar dan air lancar , agar sawah kami dapat air untuk tanaman, karena memang itulah sumber pendapatan kami dari pertanian, untuk sekolah anak, untuk makan sehari-hari dan untuk kebutuhan lain-lain”. Terangnya.
Kegiatan selamatan air mendak tirta dihadiri oleh Ratusan Warga Dusun, Tokoh Masyarakat, Pengurus Hipam, Hipa, LMDH Desa Giripurno, LMDH Desa Pesanggrahan, Ghoib LSM Alap-Alap, Sunarko Kayat LSM. IHL (Indonesia Hijau Lestari). RT,RW setempat, PSHT.
Ghaib Samporno Ketua LSM Alap-Alap. Menegaskan bahwa air adalah sumber kehidupan yang harus dan wajib dirawat.
“Air itu sangat berharga sebagai sumber panguripan (Kehidupan) Maka tidak boleh dengan serta merta dukuasai oleh perorangan ataupun badan usaha, atau instansi tertentu, maka perlu dikaji dan dipertanyakan ijin-ijin legal pendirian sekolah tersebut, jangan sampai keberadaanya merugikan Masyarakat”. Tegasnya Ghaib yang juga pemerhati lingkungan.
Selain selamatan Sumber Air, juga dilakukan Reboisasi penanaman puluhan bibit pohon Partisipasi dari LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Desa Pesanggahan Batu.
Rudiyanto perwakilan pihak LMDH Desa Pesanggrahan, menyampaikan tujuan memberikan bibit pohon beringin dan pohon Lo . Berpasangan.
“Saya menginkan agar sumber air ini tetap menjadi manfaat bagi Masyarakat, maka bukan hanya di selamati tetapi juga faktor penyangga harus diperhatikan yatitu pohon yang berfungsi sebagai resapan air, akarnya juga dapat menyimpan air”. Terang Sopet panggilan akrabnya.
Robiyan selahsatu tokoh Masyarakat menyampaikan bahwa sumber air memang selayakanya dan sepatutnya di selamati.
“Sumber air diselamati sebagai wujud syukur kepada yang maha memberi kehidupan, selain itu juga uri-uri budaya warisan leluhur, Kita sedekah kepada yang mbaurekso agar turut menjaga sumber air, bukan soal musyrik atau syirik, wong niatnya sedekah kepada alam sebelah masak musyrik ?! Tandasnya.
Air adalah sumber kehidupan, dibalik bening mata air jangan ada air mata..
(Red/Ags )